Dari Bugis ke Istana, Kisah Perantau yang Rendah Hati

Berantas.id, Jakarta – Abdul Kadir Karding adalah sosok perantau asal Sulawesi Selatan yang berhasil menapaki jalan panjang hingga ke pusat kekuasaan nasional. Meski kini menjabat sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) di era Presiden Prabowo, ia tetap dikenal sederhana, hangat, dan tak pernah meninggalkan nilai luhur tanah kelahirannya.

Dalam dirinya, tertanam kuat falsafah Bugis, khususnya prinsip “Malempu’” yang bermakna kejujuran, ketulusan, dan integritas. Prinsip ini menjadi kompas moral yang membentuk sikapnya sejak merantau hingga kini mengemban jabatan strategis di pemerintahan. Kegigihan yang dibalut dengan kelurusan hati membawanya menembus berbagai tantangan, tanpa kehilangan jati diri.

Salah satu kenangan yang memperlihatkan karakternya terjadi dalam acara Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Saat itu, penulis memberanikan diri menyapa langsung dan mengajaknya berbincang di sebuah podcast. Tanggapannya sangat ramah, tanpa jarak, seakan tidak ada protokol yang membatasi. Momen ini menggambarkan sisi keterbukaan dan kesederhanaan seorang tokoh yang telah lama berada di lingkaran elite politik.

Kini, dengan tanggung jawab besar sebagai Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding tetap memperlihatkan konsistensi sikap. Setiap kebijakan yang ia jalankan lahir dari pemahaman mendalam terhadap persoalan yang dihadapi pekerja migran Indonesia. Ia menaruh perhatian besar pada kesejahteraan para pahlawan devisa, sekaligus memperjuangkan perlindungan yang lebih layak bagi mereka.

Kesederhanaannya di tengah kekuasaan membuat dirinya menjadi sosok panutan. Bagi generasi muda, ia menjadi teladan bahwa jabatan tinggi tidak selalu harus menjauhkan seorang pemimpin dari akar budayanya maupun dari rakyat yang ia layani. Justru dengan rendah hati, ia mampu menjaga kedekatan sekaligus menghadirkan kebijakan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Di hari ulang tahunnya yang ke-52, doa dan harapan terbaik dipanjatkan untuk Abdul Kadir Karding. Semoga senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan, dan kebijaksanaan dalam menjalankan amanah besar sebagai pelayan rakyat.

Ia adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan dan ketulusan bisa menjadi cahaya yang menuntun langkah di tengah panggung politik nasional. (B1)