Berantas.id, Palu – Dalam upaya memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan aksesibilitas di Kota Palu, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah, di bawah naungan Kementerian PUPR, tengah melaksanakan proyek rehabilitasi dan rekontruksi.
Proyek Paket A1 ini berfokus pada rekonstruksi dan penanganan jalan tanggul pada ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia dan pedestrian jalan dalam Kota.
Proses rehabilitasi meliputi peningkatan kualitas permukaan jalan serta peninggian badan jalan yang terletak di sepanjang ruas jalan Raja Moili-Cut Mutia.
Penanganan tanggul ini menjadi prioritas BPJN Sulteng karena kondisinya yang telah mengakibatkan kerusakan pada badan jalan serta membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Kerusakan yang terjadi tidak hanya menghambat lalu lintas tetapi juga mengancam keselamatan warga. Oleh karena itu, upaya rehabilitasi ini diharapkan dapat memulihkan fungsi jalan secara optimal dan menjamin keamanan bagi para pengguna jalan.
Kasatker PJN wilayah II, Dr Yudha Sandyutama, ST,. MT, melalui PPK 2.5 Provinsi Sulawesi Tengah, Rizky Ananda, ST,. M.Eng, melalui keterangan tertulis Rabu 3 Juli 2024 mengatakan bahwa BPJN Sulteng sedang merehabilitasi 15 ruas jalan dalam Kota Palu mendukung ruas-ruas jalan jalur vital yang berperan penting dalam distribusi logistik di dalam Kota Palu.
Diantaranya ruas jalan Agus Salim, Dewi Sartika, Durian, H.Hayun, Kangkung, Karanjalembah, KH Wahid Hasyim, Kimaja, Moh Hatta, Moh Yamin, Rambutan, Sisingamangaraja, dan Tolambu.
Proyek paket A1 ini ditangani oleh PPK 2.5 Provinsi Sulawesi Tengah, di Satuan Kerja PJN wilayah II melalui skema pembiayaan Infrastructure Reconstruction Sector Loan (IRSL) merupakan program kerjasama pasca bencana bersama Japan International Cooperation Agency atau JICA yang menangani 12 paket pekerjaan.
Rizky membeberkan selain merehabilitasi 15 ruas jalan dalam Kota Palu dalam mendukung jalur vital untuk pendistribusian logistik, pihaknya juga tengah melaksanakan pekerjaan peninggian badan jalan 3 meter pada ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia dan sebagian ruas jalan Komodo.
Penyelesaian pelaksanaan pekerjaan paket rehabilitasi ruas jalan dalam Kota Palu & rekontruksi penanganan tanggul jalan Rajamoili-Cut Mutia (Coast Area) oleh BPJN Sulteng tersebut menargetkan akan tuntas keseluruhan pada pertengahaan tahun 2025 mendatang.
Rizky Ananda menyebut selama proses pelaksanaan paket A1 ini juga memiliki banyak tantangan secara internal seperti penerapan desain yang perlu penyesuaian dengan lapangan, juga optimalisasi pekerjaan dilapangan baik secara manajerial maupun tehknis agar rencana dan realisasi bisa tercapai.
“Selain itu untuk tantangan secara eksternal, seperti untuk lahan yang akan dikerjakan masih ada beberapa hambatan. Namun sejauh ini terkait lahan berkoordinasi dengan instansi lainya sehingga di dapatkan solusi untuk masalah ini meskipun membutuhkan waktu” ujarnya.
Rizky berharap dengan terlaksananya pembangunan kembali elevated road dan pedestrian jalan dalam Kota Palu melalui program rehab rekon yang dilaksanakan oleh BPJN Sulteng dengan konsep desain Build Back Better ini dapat menjadi infrastruktur tangguh bencana di masa mendatang.
“Revitalisasi arus masyarakat dapat pulih dan pertumbuhan ekonomi bagi warga kota Palu meningkat” harapnya.
Menurut informasi data dari PPK 2.4 Provinsi Sulawesi Tengah, proyek ini melibatkan sejumlah tahap, termasuk: Survey dan EvaluasiKerusakan yang melibatkan penilaian menyeluruh terhadap kondisi jalan dan tanggul, Perencanaan dan Desain Teknis, Setelah evaluasi, dilakukan perencanaan teknis yang detail untuk menentukan metode rekonstruksi yang tepat.
Pelaksanaan Rekonstruksi tahap ini mencakup pekerjaan fisik, mulai dari penggalian, penimbunan dan pengaspalan hingga perbaikan permukaan jalan dan Pengawasan dan Pengendalian Mutu: Selama proses pelaksanaan, dilakukan pengawasan ketat untuk memastikan kualitas pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Rehabilitasi ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia diharapkan membawa manfaat jangka panjang, termasuk peningkatan kenyamanan dan keamanan berkendara, serta kelancaran arus transportasi. Proyek ini juga berpotensi meningkatkan aktivitas ekonomi lokal dengan memperlancar distribusi barang dan jasa.***
