Berantas.id,Palu — Badan dan bahu jalan di kawasan Touwa, Kecamatan Palu Selatan,Kota Palu, Sulawesi Tengah, amblas dan membentuk lubang besar yang membahayakan pengendara. Kerusakan ini diduga kuat akibat bekas galian pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pasigala yang dikerjakan tanpa mematuhi standar teknis.

Proyek pemasangan pipa di ruas jalan provinsi Biromaru–Karanjalemba – Touwa itu merupakan bagian dari Pembangunan Pipa Distribusi Air dan Sambungan Rumah Zona 3 dan Zona 4 di Kota Palu yang masuk dalam program Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR) Cipta Karya. Nilai kontraknya mencapai Rp155.424.228.000,00 dan digarap perusahaan kontraktor plat merah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
Proyek Bernilai Ratusan Miliar yang Sarat Masalah
Dampak proyek mulai dirasakan masyarakat. Bekas galian pipa yang ditimbun kembali kini mengalami penurunan permukaan signifikan hingga amblas, menimbulkan lubang besar di tengah jalur vital Kota Palu.

Pantauan di lapangan memperlihatkan indikasi penggunaan material bekas galian sebagai timbunan, bukan material baru jenis Lapis Pondasi Agregat Kelas S (LPS) sebagaimana diwajibkan dalam pedoman teknis Kementerian PUPR. Selain itu, tidak tampak tanda-tanda pemadatan menggunakan alat berat sesuai kapasitas yang seharusnya diterapkan.
Beban Berkesudahan untuk Pemerintah Daerah
Proyek yang berada di bawah tanggung jawab Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Provinsi Sulawesi Tengah yang dipimpin Sahabuddin waktu itu dikhawatirkan menjadi beban jangka panjang. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terancam harus mengalokasikan anggaran untuk menambal kembali badan dan bahu jalan provinsi yang rusak akibat pengerjaan proyek tersebut.

“Kalau kerusakan ini tidak segera diperbaiki oleh pelaksana proyek, Pemprov akan menanggung biaya perbaikan. Artinya, uang rakyat kembali terkuras,” kata seorang sumber di lingkup pemerintahan yang enggan disebut namanya.
Bahaya dan Gangguan Lalu Lintas
Lubang di badan dan di bahu jalan Touwa tidak hanya merusak estetika kota, tapi juga membahayakan keselamatan pengendara, terutama pada malam hari atau saat hujan. Pengguna jalan terpaksa menghindar ke jalur berlawanan, memicu potensi kecelakaan dan kemacetan.
Jika tidak segera ditangani, kerusakan ini dikhawatirkan akan melebar dan memerlukan biaya perbaikan jauh lebih besar.
Jalan Touwa merupakan jalur strategis penghubung pusat Kota Palu dengan wilayah Biromaru dan Karanjalemba. Kerusakan di ruas ini akan berdampak langsung pada mobilitas warga di kawasan tersebut. (B1)






