Berantas.id, Buol — Proyek Pembangunan Jembatan Boilan ll di ruas Air Terang – Momunu, Desa Boilan Kecamatan Tiloan Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah mengalami keterlambatan, hal tersebut disebabkan adanya fenomena penurunan dan pergeseran tanah timbunan.
Jembatan boilan yang memiliki panjang 20 meter kini telah mencapai 92 persen dan baru dibayarkan 89 persen.
Hujan dan yang intens terus mengguyur pada akhir-akhir pekerjaan ikut mempengaruhi progres pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Kecamatan Momunu dan Kecamatan Tiloan.
Dinas Bimatarung melalui Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Asbudianto,ST.,M.Si yang dikonfirmasi via aplikasi Whatsapp tidak menampik soal keterlambatan pekerjaan jembatan tersebut, penyedianya pun sdh membayar denda keterlambatan sesuai hasil pemeriksaan BPK di tahun 2024 iyapun menjelaskan bahwa pada saat proses pelaksanaan pekerjaan oprit jembatan dimasa pemberian kesempatan kepada penyedia jasa, telah terjadi fenomena penurunan dan pergeseran tanah, pertama kali yaitu Penurunan timbunan yang terjadi sampai sekitar 2 meter dari level elevasi setelah ditimbun, namun setelah kejadian ini kami beranggapan bahwa ini merupakan kejadian biasa dimana tanah timbunan telah mendapatkan kedalaman tanah keras dan stabil untuk dilakukan penimbunan kembali.
Ia juga menyampaikan Pergeseran tanah pada arah Desa Air Terang terjadi ke arah sawah warga. Hal ini ditandai dengan kenaikan muka tanah pada areal sawah setelah terjadi penurunan timbunan pertama kali di oprit jembatan.
Pekerjaan konstruksi pasti ada kendala terkait cuaca dan lainnya, maka langkah penanganan pertama yang dilakukan adalah dengan memasang cerucuk kayu dolken pada bagian tepi luar pasangan batu talud oprit jembatan bagian hulu arah Desa Air Terang, kemudian tujuan dari pada pemasangan cerucuk kayu ini adalah untuk mengatasi pergeseran tanah kearah sawah sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah asli bagian oprit pada saat penimbunan kembali, sebutnya.
Akibat kejadian penurunan dan pergeseran tanah ini, pasangan batu talud oprit bagian hulu arah air terang mengalami pergeseran dan kerusakan, sehingga harus dibongkar dan dikerjakan kembali, kemudian setelah pelaksanaan pemasangan cerucuk kayu dolken dan pembongkaran serta pemasangan kembali pasangan batu talud oprit bagian hulu arah air terang, setelah itu penimbunan oprit kembali.
Namun hal yang tidak diinginkan kembali terjadi pada pada malam hari tanggal 25 Februari 2024 penurunan dan pergeseran tanah kembali terjadi dan mengakibatkan kerusakan serupa seperti pada saat kejadian pertama.
Jadi pekerjaan konstruksi Jembatan Boilan ll memang benar sedikit mengalami kendala lantaran saat itu telah memasuki musim penghujan dan telah terjadi penurunan, pergeseran tanah serta naiknya muka air sungai juga itu sangat berpengaruh terhadap progres pembangunan jembatan.
Namun Kepala Bidang Bina Marga dan Penataan Ruang Sulteng optimis bahwa paket pekerjaan jembatan Boilan ll yang dikerjakan bisa selesai setelah ada rencana penanganan khusus pada oprit arah air terang.
Untuk diketahui bahwa Nilai kontrak Jembatan yang dilaksanakan oleh CV. Mulia Raya adalah sebesar 4 milyar lebih.