Per 3 Desember, Pembangunan Jembatan Palu 4 Capai 77 Persen

Berantas.id, Palu – Pembangunan Jembatan Palu 4 kini mencapai tahap kemajuan signifikan dengan persentase 77,29%.

Pada tahap ini, pengecoran box girder dan bangunan atas tengah berlangsung menggunakan metode balance cantilever, yang memungkinkan proses konstruksi lebih cepat tanpa mengganggu lalu lintas.

Proses pengecoran berlangsung antara Pier 1 dan Pier 2, dibantu dengan alat bantu form traveler yang berfungsi sebagai bekisting berjalan.

Abutment jembatan juga telah terpasang, menandakan kemajuan penting dalam proyek strategis ini.

Proyek pembangunan Jembatan Palu 4 merupakan bagian dari kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jepang melalui hibah Grant Aid JICA.

Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah, yang bertanggung jawab atas pengawasan dan pelaksanaan proyek ini, memastikan bahwa setiap tahap berjalan sesuai dengan target dan rencana yang telah ditetapkan.

“Kami terus memantau progres pembangunan dengan cermat untuk memastikan jembatan ini selesai tepat waktu dan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” ujar Kepala BPJN Sulteng, Dadi Muradi, ST, MT, dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Jembatan Palu 4 diharapkan tidak hanya meningkatkan konektivitas antar wilayah, tetapi juga mempercepat mobilitas dan menggerakkan perekonomian di Sulawesi Tengah, terutama di sektor perdagangan dan pariwisata.

Pembangunan jembatan ini menjadi simbol penting pasca bencana tsunami 2018, di mana infrastruktur yang kuat dan efisien sangat dibutuhkan untuk mendukung pemulihan dan perkembangan Kota Palu serta sekitarnya.

Teknologi Konstruksi Canggih dan Keamanan Struktural

Pembangunan Jembatan Palu 4 dengan teknologi konstruksi terkini

Pembangunan Jembatan Palu 4 dengan teknologi konstruksi terkini, menggunakan metode balanced cantilever yang memungkinkan pembangunan bertahap tanpa perancah.

Jembatan ini memiliki panjang total 250 meter dan lebar 12 meter, serta menggunakan prestressed concrete box girder yang terkenal dengan kekuatan dan daya tahannya.

Pilar-pilar jembatan dibangun menggunakan sistem hollow pier, dengan pondasi cor di tempat berdiameter 1,8 meter, dilengkapi dengan 16 bore pile yang tertanam hingga kedalaman 57 meter, menjamin kestabilan struktur meskipun di tengah tantangan geologi daerah Palu yang rawan gempa.

Selain konstruksi utama, proyek ini juga melibatkan pembangunan dua jalan pendekat yang masing-masing memiliki panjang 382 meter di sisi barat dan 408 meter di sisi timur, menjadikan Jembatan Palu 4 sebagai proyek infrastruktur terintegrasi yang memfasilitasi aliran lalu lintas antarwilayah.

Dengan kontrak lumpsum senilai ¥ 2.026.000.000 atau sekitar Rp214,8 miliar, proyek ini ditargetkan selesai pada April 2025.

BPJN Sulteng terus mengedepankan kualitas dan keselamatan dalam setiap tahapan pekerjaan. Pengawasan ketat dilakukan untuk memastikan bahwa konstruksi memenuhi standar teknis yang ditetapkan.

Selain itu, pihak kontraktor dan konsultan juga berkomitmen untuk memastikan bahwa material yang digunakan serta metode yang diterapkan sesuai dengan standar terbaik.

Sebagai bagian dari upaya pemulihan pasca-bencana, Pembangunan Jembatan Palu 4 menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk memastikan aksesibilitas dan keselamatan transportasi.

“Proyek ini diharapkan tidak hanya memberi solusi transportasi, tetapi juga berfungsi sebagai pendorong utama bagi perkembangan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat,” kata Dadi Muradi.

Setelah selesai, Jembatan Palu IV diharapkan akan menjadi infrastruktur vital yang menghubungkan berbagai daerah di Sulawesi Tengah, membuka peluang ekonomi baru, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pemeliharaan jembatan ini nantinya akan dilaksanakan secara berkala untuk memastikan ketahanannya dalam jangka panjang.

BPJN Sulteng juga memproyeksikan adanya pengembangan lebih lanjut di sekitar wilayah tersebut untuk mendukung pertumbuhan infrastruktur yang lebih luas.

Dengan teknologi canggih dan komitmen terhadap kualitas, Pembangunan Jembatan Palu 4 dipastikan akan menjadi simbol kekuatan dan pemulihan bagi Kota Palu dan Sulawesi Tengah.

Proyek ini menunjukkan bagaimana kerjasama internasional dan teknologi dapat menghasilkan infrastruktur yang tangguh, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *