Angkat Budaya Sulteng, Ini Fakta Menarik Film Uwentira! yang Tayang 13 Maret 2025 di XX1

Berantas.id,Sulawesi Tengah – Dalam dunia perfilman Indonesia yang semakin dinamis, hadir sebuah karya baru bertajuk “Uwentira”, sebuah film yang mengangkat kisah penuh makna dari wilayah Sulawesi Tengah.

Film ini disutradarai oleh Suaif Djafar yang juga bertindak sebagai direktur eksekutif. “Uwentira” bukan sekadar film biasa. Ia menjadi medium untuk mempromosikan budaya, pariwisata, dan kearifan lokal yang jarang terekspos.

“Uwentira” mengisahkan perjalanan seorang ibu dan anak yang menyatu dengan alam, menghadapi berbagai tantangan, hingga akhirnya menemukan harmoni di tengah bentangan tradisi dan keajaiban. Film ini menyelipkan elemen edukasi, pelestarian budaya, hingga pesan moral yang relevan dengan kehidupan masyarakat modern.

Sebagai direktur eksekutif, Suaif Djafar, menegaskan, bahwa tujuan utama film ini adalah untuk mengangkat potensi daerah, baik dari segi budaya maupun pariwisata.

“Ini bukan hanya cerita, tetapi juga promosi budaya dan wisata lokal,” ujar Suaif dalam podcast bersama JMSI, Sabtu, 11 Januari 2025.

Dikatakan, pentingnya menjaga kelestarian alam yang menjadi salah satu tema utama film ini.

Salah satu daya tarik film ini adalah komitmennya melibatkan 100% tenaga lokal dalam proses produksi, mulai dari pemeran, kameramen, hingga kru di belakang layar.

“Kami ingin memberi ruang kepada anak-anak daerah untuk berkarya dan menunjukkan kualitas mereka. Tidak ada kru luar, semua dikerjakan oleh anak-anak lokal,” tambah Suaif.

Proses pengambilan gambar dilakukan di berbagai lokasi eksotis di Sulawesi Tengah, seperti Kota Palu dan daerah sekitarnya, yang menghadirkan lanskap alam yang memukau. Keindahan lokasi ini menjadi salah satu elemen utama yang ditonjolkan untuk memperkenalkan kekayaan alam Indonesia kepada masyarakat luas.

Film ini tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang mendalam.

“Budaya lokal adalah aset yang harus kita jaga. Film ini menjadi sarana edukasi untuk mengingatkan pentingnya harmoni antara manusia, budaya, dan alam,” jelas Suaif.

Pesan ini sejalan dengan misi film yang ingin mengangkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan.

Dalam perjalanan produksinya, “Uwentira” mendapat dukungan dari pemerintah daerah, termasuk rekomendasi gubernur dan sejumlah tokoh masyarakat. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal teknis. Dengan keterbatasan alat dan anggaran, tim produksi menunjukkan semangat dan dedikasi tinggi untuk menghasilkan karya berkualitas.

Suaif Djafar menekankan pentingnya dukungan lebih besar dari pemerintah dan industri film untuk karya-karya lokal.

“Kami berharap ada ruang lebih banyak bagi film daerah untuk berkembang, termasuk akses ke bioskop-bioskop nasional,” ungkapnya.

Film “Uwentira” dijadwalkan tayang pada 13 Maret 2025 di XX1, bertepatan dengan momen liburan sekolah dan bulan Ramadan. Pemilihan tanggal ini diharapkan dapat menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan, terutama anak muda yang menjadi target utama film ini.

Suaif Djafar berharap “Uwentira” tidak hanya menjadi film yang menghibur, tetapi juga menginspirasi daerah lain untuk terus berkarya dan menggali potensi lokal.

“Film ini adalah bukti bahwa dengan semangat, kreativitas, dan kerja keras, kita bisa menghasilkan karya yang luar biasa,” tutupnya.

“Uwentira” adalah sebuah perayaan budaya dan alam Indonesia. Mari kita dukung karya anak bangsa ini dan menyaksikan keindahan cerita yang mengangkat kearifan lokal Sulawesi Tengah ke panggung nasional.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *