Kementerian PUPR Terus Tingkatkan Konektivitas Kawasan Perbatasan Untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Berantas.id, Sulawesi Tengah – 2 paket preservasi jalan nasional di Ampana  dengan skema long segment yang di tangani oleh PPK 3.1 Provinsi Sulawesi Tengah di Satuan Kerja (Satker) PJN wilayah III, tuntas dikerjakan. Aksebilitas pergerakan barang dan orang pun makin lancar.

Kedua paket itu masing-masing proyek preservasi jalan Tagolu-Malei-Uekuli dengan panjang penanganan efektif sejauh 46,90 km dan preservasi jalan Uekuli-Marowo-Ampana dengan panjang penanganan efektif sejauh 99,74 km.

2 paket preservasi jalan nasional di Ampana itu di tangani melalui dengan skema long segment dengan beberapa penanganan yang meliputi pekerjaan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabilitasi jalan, dan rekonstruksi jalan.

2 paket preservasi jalan nasional di Ampana tersebut berkontrak melalui PPK 3.1 Provinsi Sulawesi Tengah yang bertujuan untuk menjaga kondisi kemantapan ruas jalan nasional menuju standar yang menghubungkan Kabupaten Poso dan Ampana serta wilayah lainya sehingga target kemantapan pembangunan konektivitas infrastruktur jalan dan jembatan tercapai.

PPK 3.1 Provinsi Sulawesi Tengah, Kamarudin Dg Siki, dalam keterangan tertulisnya mengatakan pada tahun 2023 memulai 2 kegiatan paket Preservasi jalan di Ampana, diantaranya ruas jalan Tagolu-Malei-Uekuli yang dikerjakan oleh oleh CV Sari Nugraha sebagai penyedia jasa dan paket Preservasi jalan Uekuli-Marowo-Ampana yang dikerjakan oleh PT Karya Anuntolufu sebagai penyedia jasa.

“Untuk mendapatkan kondisi jalan yang seragam, jalan mantap dan standar sepanjang segmen, perlu dilakukan kegiatan preservasi jalan. Kegiatan itu meliputi pemeliharaan jalan, pemeliharaan rutin, pemeliharaan rutin holding dan pemeliharaan rutin kondisi hingga rekontruksi jalan” tulisnya.

Sementara untuk program preservasi penanganan jembatan, tulis Kamarudin, kegiatan tersebut meliputi pekerjaan Pemeliharaan rutin jembatan, pemeliharaan berkala jembatan, pemeliharaan rehabilitasi jembatan serta penggantian jembatan.

“Dengan diterapkannya kebijakan preservasi jalan dan jembatan secara long segment, membuat kondisi jalan terjaga sehingga dapat diharapkan memberi rasa kenyamanan bagi pengguna jalan yang melintas sepanjang ruas itu” sebutnya.

Kamarudin mengakui hasil evaluasi tinjauan dilapangan dalam menangani ruas jalan nasional sejauh 147,10 Km yang melintasi Kabupaten Poso menuju Kabupaten Ampana, mendapat sejumlah tantangan.

Tantangan itu menurut dia, diketahui terdapat sejumlah titik rawan longsor pada lereng atas dan bawah yang tersebar di tiga lokasi ruas Marowo-Ampana pada penomoran panjang jalan STA 07+500, STA 08+100 dan STA 08+700, yang mana masalah itu dapat mengganggu aksebilitas masyarakat pengguna jalan.

Meskipun pada ruas koridor itu, diketahui sebagai jalur utama penunjang perekonomian kedua wilayah sekaligus jalur darat menuju sejumlah titik lokasi destinasi wisata yang tersebar di Kabupaten Ampana dan Kabupaten Banggai.

“Kondisi topografi jalan yang berada di antara perbukitan, lereng dan laut. menjadikan permasalahan tersendiri dimana sering terjadi longsor pada lereng atas dan lereng bawah. Penyebab utama longsoran adalah faktor geologis dan cuaca, selain itu juga kemiringan lereng, jenis tanah dan batuan yang cenderung berpasir menjadikan lereng lebih labil dan meningkatkan resiko longsoran” bebernya.

Kamarudin merinci yang menjadi tantangan dan permasalahan tersebut yakni longsoran lereng bawah dan lereng atas dengan type longsoran translasi. Hal itu diketahui berdasarkan hasil evaluasi di sejumlah titik rawan longsor yang tersebar sepanjang ruas Marowo – Ampana.

Pada bulan September tahun 2022 lalu, dilaporkan terjadi longsoran di tiga titik pada ruas Ampana-Marowo diantaranya pada penomoran jalan STA 07+500, STA 08+100 dan STA 08+700.

Dimana di tiga lokasi itu, tidak masuk dalam penanganan tahun anggaran 2022.

Untuk menjaga jalur tetap fungsional dan bisa dilalui pengguna jalan, PPK 3.1 bersama Satker PJN wilayah III mengusulkan untuk ketambahan anggaran 10 persen yang sebelumnya diperuntukan untuk penanganan banjir berupa pemasangan box culvert dan penanganan debris, kemudian dialokasikan untuk penanganan longsoran.

“Sebagian kami manfaatkan untuk penanganan longsoran berupa pembuatan Box culvert di STA 7+500 dan STA 8+100 dan pembuatan saluran tanah (sementara-red) untuk mengalirkan air hujan dengan tujuan mengurangi gerusan, pembentukan lereng atas dengan sistim Terasiring dan pemasangan DPT di STA 8+700 untuk memotong bidang gelincir pada lokasi yang rentang longsor” tandasnya.

Untuk menjaga kondisi kemantapan ruas jalan nasional yang melintasi dua Kabupaten di Sulawesi Tengah itu, PPK 3.1 Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2023 lalu kembali melaksanakan kegiatan Preservasi ruas jalan Tagolu-Malei-Uekuli-Ampana yang berfokus pada penanganan longsoran berupa penanganan stabilitas lereng bawah pada titik STA 7+500.

Selain itu penanganan efektif longsoran, pada ruas itu juga dilakukan penanganan berupa rekontruksi jalan, penanganan drainase, penggantian jembatan, rehab jembatan, berkala jembatan, pemeliharan rutin jalan, holding, kondisi dan rutin jembatan.
Untuk penanganan longsoran atas dan bawah pada ruas Marowo-Ampana, dilakukan dengan metode design perkuatan tebing menggunakan geotextile non woven, sebagai jaring perlindungan lereng dan pembuatan saluran pelimpah atau spillways.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *