BPJN Sulteng Lakukan Langkah Kordinasi ke BWSS III Guna Percepatan Penimbunan Elevasi Jalan Bambuan

Berantas.id, Tolitoli – Penimbunan elevasi jalan Bambuan tengah dilakukan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah guna memulihkan akses jalan yang rusak akibat banjir.

Upaya penimbunan ini bertujuan untuk meninggikan elevasi jalan di segmen Dusun Bambuan, yang mengalami kerusakan parah akibat genangan air dan tanah lempung yang lunak.

Langkah tersebut diharapkan dapat memastikan kendaraan kembali bisa melintas dengan aman setelah jalur tersebut sempat terganggu oleh banjir.

Metode preloading konvensional diterapkan dalam proyek ini untuk memperbaiki stabilitas tanah lempung yang ada di wilayah Bambuan.

Kepala BPJN Sulawesi Tengah, Dadi Muradi, ST, MT, menjelaskan bahwa elevasi jalan Bambuan perlu ditinggikan untuk menahan dampak genangan air yang sering terjadi akibat tingginya curah hujan di daerah tersebut.

“Penimbunan dilakukan dengan preloading karena tanah di Bambuan sangat lunak, terutama di daerah berawa yang sering mengalami banjir,” kata Dadi.

Jalur utama yang menghubungkan Silondou dan Kota Tolitoli juga terdampak oleh banjir di kawasan Bambuan.

Pengendara kendaraan roda empat yang melewati jalur ini sempat terjebak di jalanan berlumpur yang masih dalam proses penimbunan.

Kedua sisi jalan yang biasanya digunakan oleh kendaraan terendam banjir, memaksa pengendara untuk melintasi bagian jalan yang belum sepenuhnya stabil.

M Ari Subdra, ST, MT, PPK 1.3 Provinsi Sulawesi Tengah, menjelaskan bahwa saat ini jalan di segmen Bambuan masih berada dalam tahap preloading.

Kondisi ini memerlukan perhatian khusus agar jalan tidak dilewati sampai penimbunan selesai dan jalan siap digunakan.

“Kondisi saat ini masih dalam tahap preloading, namun karena kedua sisi terendam banjir, banyak pengendara yang tetap melewati jalan tersebut, meskipun belum aman untuk dilintasi,” jelasnya.

Perbaikan jalan di Dusun Bambuan juga melibatkan pemanfaatan teknologi matras bambu untuk meningkatkan daya tahan struktur jalan di area berawa.

Penggunaan matras bambu pertama kali diterapkan di Sulawesi Tengah, sebagai solusi tepat guna untuk mengatasi masalah tanah lunak yang ada di wilayah tersebut. Matras bambu ini berfungsi sebagai fondasi kuat yang membantu stabilitas jalan ketika terjadi genangan air akibat banjir.

Selain itu, proyek penimbunan elevasi jalan Bambuan juga mencakup pemasangan material geotextile guna memperkuat stabilitas jalan.

Di segmen I, penimbunan dilakukan hingga mencapai ketinggian 2 meter dengan lebar badan jalan 17 meter.

Sementara itu, segmen II memanfaatkan cerucuk bambu dan penimbunan sisi kiri dan kanan jalan setinggi 1,5 meter dengan panjang penanganan sejauh 1,167 km.

Kondisi banjir yang terus-menerus di wilayah Bambuan memperlambat pengerjaan proyek tersebut.

Ari menambahkan bahwa pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Tolitoli dan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) untuk mempercepat penyelesaian proyek penimbunan elevasi jalan Bambuan.

“Kami berharap dengan adanya koordinasi antara pihak-pihak terkait, kondisi infrastruktur jalan di Bambuan dapat segera pulih, dan banjir tidak lagi mengganggu aktivitas transportasi di wilayah ini,” tambahnya.

Proyek penimbunan elevasi jalan Bambuan merupakan bagian dari upaya preservasi ruas jalan nasional BTS Kota Tolitoli-Silondou yang mencakup total panjang penanganan 34,1 kilometer.

Meski medan rawa-rawa dan curah hujan tinggi menjadi tantangan utama, BPJN Sulawesi Tengah terus berupaya menyelesaikan perbaikan jalan ini agar akses transportasi kembali lancar.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *