Berantas.id,Palu — Proyek infrastruktur hunian tetap (Huntap) di Sulawesi Tengah kini memasuki tahap akhir. PT Aphasco Utamajaya selaku kontraktor pelaksana mencatat progres fisik pembangunan jalan akses utama ke Huntap Petobo di Kota Palu dan Huntap Lende Tovea di Kabupaten Donggala hampir selesai dengan capaian progres 89 persen.

Proyek senilai Rp34,68 miliar ini terbagi dalam dua ruas, yakni ruas Jalan Akses Huntap Petobo Palu sepanjang 1,81 kilometer dan ruas Jalan Akses Huntap Lombonga Donggala sepanjang 2,41 kilometer. Dari dua ruas tersebut, akses menuju Huntap Petobo telah selesai 100 persen. Sementara itu, akses ke Huntap Donggala (Lende Tovea) sudah mencapai 89 persen dan dinyatakan masih on schedule.

“Untuk ruas Huntap Petobo, progresnya sudah 100 persen. Sementara ruas Huntap Donggala saat ini sudah mencapai 89 persen dan masih sesuai jadwal,” ujar Zulqarnain, General Superintendent PT Aphasco Utamajaya, Sabtu, 14 Juni 2025.

Ia menyebut bahwa tidak ada kendala teknis yang signifikan dalam pelaksanaan di lapangan, namun cuaca menjadi tantangan tersendiri. “Akhir-akhir ini intensitas hujan cukup tinggi. Tapi kami tetap optimis menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan,” jelas Zulqarnain.

Dari sisi teknis, seluruh pekerjaan drainase untuk kedua ruas jalan telah tuntas 100 persen. Drainase tersebut meliputi pasangan batu dengan dimensi 110×80 sentimeter serta saluran U tipe DS-3 berukuran 90×100 sentimeter.

Pekerjaan saluran pelintas juga telah rampung sepenuhnya. Proyek ini mencakup satu unit box culvert sel tunggal berukuran 1×1 meter, lima unit sel tunggal ukuran 3×3 meter, dan satu unit box culvert sel ganda dengan ukuran serupa.
Zulqarnain juga melaporkan bahwa pembangunan dinding penahan tanah (talud) telah selesai. Talud tersebut dibuat dari pasangan batu dengan tinggi antara 160 hingga 180 sentimeter. Pada awal pelaksanaan, sempat terjadi kendala akibat keberadaan tiang listrik PLN. Namun melalui koordinasi teknis, pekerjaan akhirnya dapat dilanjutkan dengan lancar.

Selain itu, PT Aphasco juga telah menuntaskan pemasangan matras perkuatan lereng tipe 3 sebagai sistem pengendali erosi. Penanaman vegetasi pun telah dilakukan di area lereng dan kini menunjukkan pertumbuhan awal yang positif. “Tanaman vegetasi sudah mulai tumbuh dan kami harap ini efektif dalam menahan erosi,” ujarnya.
Untuk pekerjaan bahu jalan, beton mutu f’c 20 MPa digunakan dan hingga kini tidak ditemukan kendala berarti di lapangan. Pekerjaan berlangsung stabil dan sesuai rencana. “Kami berkomitmen untuk menjaga mutu pekerjaan hingga tuntas,” tambah Zulqarnain.
Secara keseluruhan, proyek ini disebut sebagai bagian penting dari upaya pemulihan infrastruktur pascabencana di wilayah Sulawesi Tengah. Kehadiran jalan akses yang layak diharapkan mampu mendukung percepatan rehabilitasi sosial dan ekonomi masyarakat terdampak.
“Penyelesaian akses jalan ini tak hanya soal konektivitas, tapi juga pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana,” pungkasnya. (B01)