Berantas.id Kab.Buol Tergulungnya bronjong penahan tebing pengarah air di intake SPAM IKK Bokat di Desa Pongan, Kecamatan Bokat, Kabupaten Buol, terus disorot. Pasalnya, proyek yang menghabiskan anggaran Rp4.405.565.000,- itu hanya berusia sekira tujuh bulan.
Patut diduga, proyek yang dianggarkan melalui APBN yang melekat pada Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Sulawesi Tengah pada Tahun Anggaran 2020 tersebut diduga tidak sesuai spesifikasi, terutama pada material kawat bronjong yang hanya menggunakan bronjong anyaman alias bukan bronjong pabrikasi.
Terkait hal tersebut, Aidil, salah satu tokoh pemuda Kabupaten Buol mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) di Sulawesi Tengah untuk mengusut dugaan adanya penyimpangan pada proyek yang dikerjakan oleh CV.Tirta Hutama Makmur.
Menurut Aidil, proyek ini terkesan dikerjakan asal-asalan. Pasalnya, sangat jelas beronjong pengarah air ke intake terlihat sudah tergulung, kuat dugaan pembangunan beronjong tersebut tidak ada koperan.
Lanjut’ Kuat dugaan tambah Aidil, saat pemasangan bronjong tidak dilakukan penggalian koperan untuk tumpuan beronjong dan tidak menggunakan kawat beronjong pabrikasian, sehingga saat banjir datang langsung tergulung.
“Mestinya sudah bisa diprediksi seberapa besar banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut. Jika perencanaannya matang, bisa dipastikan tidak akan separah itu,” katanya.
“Jika melihat kondisi di lapangan, sangat jelas ada indikasi proyek tersebut dikerjakan asal-asalan,” tuturnya.
“Sebaiknya aparat tidak tinggal diam, tapi harus turun lapangan juga untuk mendapatkan bukti-bukti konkrit yang merugikan negara dan daerah,” tegasnya.
Sementara ketika PPK Prasarana Dan Permukiman Provinsi Sulawesi Tengah Helmy dikonfirmasi awak media Berantas.id bersama TIM lewat pesan aplikasi Whatsap malah terkesan mengelak membantah bahwa Kawat bronjong yang digunakan sudah sesuai dengan spesfikasi dan bukan buatan rajukan sendiri, kondisi intake yg Bapak liat sendiri habis kena banjir banyak lumpur dan sedang dibersihkan oleh pihak PDAM Kab.Buol kemudian Pekerjaan sumur ada rehab pekerjaan yang ada sebelumnya, kedalaman ditambah karena ada larangan dari masyarakat untuk membendung sungai untuk menaikkan elevasi air, Pekerjaan penambahan kedalaman intake untuk memaksimalkan air yang bisa masuk ke intake dan Insya Allah semua sesuai spek.
PPK SPAM iKK Sulteng Helmi saat ditanya tanggung jawab siapa soal pemeliharaan, Helmy menjawab bahwa itu masih masuk dalam tahap pemeliharaan si Penyedia jasa, Hanya karena sudah di operasikan oleh PDAM Kab. Buol makanya PDAM sejatinya memelihara dan mengelola dan itu Saya pantau terus lewat Dir PDAM karena saya gga mau mangkrak lagi Pak,
Ada semua Back Up kami Pak.. bahkan bronjong sudah lebih volumenya.
Kembali awak media Berantas.id Bersama TIM mengkonfirmaksikan soal Serah terima Pekerjaan Optimalisasi SPAM IKK Bokat ke Pihak PDAM Kab. Buol Helmy dan Kontraktor Pelaksana mengklaim bahwa Ada pak, silahkan di tanyakan ke PDAM.
Kontraktor Pelaksana CV. Tirta Hutama Makmur pada saat dikomfirmasi Mengklaim bahwa Satu hal juga yang perlu Bpk tau bahwa terhadap proyek itu saya kerja tidak melewati Tahun Anggaran tapi saya di denda sebanyak 500 juta lebih. Jadi bapak bisa bayangkan dengan proyek anggaran seperti itu sudah, pekerjaan saya lebih dendanya lagi sebanyak itu. Kira – kira masih ada untung kah bapak dan saya kira sudah jelas apa bapak sudah konfirmasi ke PPK, dan yang lebih penting pekerjaan saya disana Volumenya lebih, bisa bapak cek dan sesuaikan dengan Rab. Mengenai miringnya bronjong pada bagian atas itu wajar pak dengan kuatnya air. Bapak bisa bayangkan bagaimana kekuatan air kalau banjir beton sekuat apapun bisa miring bahkan rubuh.
Lanjut Kontraktor Pelaksana Menyebutkan bahwa Mengenai spek bronjong itu asli pabrikan tidak ada yang anyaman sendiri, kalau anyaman bukan begitu pak modelnya lubang bronjongnya pasti besar dan kawatnya juga besar. Mohon bapak mesti tau juga bahwa masa pemeliharan sudah selesai. Jadi jika PDAM Kab. Buol yang tangani untuk pengantian bronjong bagian atas yg kena banjir itu wajar yg adalah bagian dari pemeliharaan aset pemerintah. Mengenai Surat penyerahan ke PDAM Buol setau saya telah diserahkan pada saat PHO terakhir dan diserahkan olek Pak Rantofer dan Sebenarnya saya trauma kalau ingat pekerjaan itu Pak, kalau dikenang sangat menyakitkan tapi sudahlah yang terpenting pekerjaan selesai. Tutupnya.
Ditempat terpisah saat Direktur Utama (DIRUT) PDAM Motanang Kabupaten Buol Anton D. Mai, SE, dikonfirmasi Via Telpon genggam membantah dan mengatakan bahwa “belum” Kami belum menerima karena Optimalisasi SPAM IKK Bokat belum bisa difungsikan 100 %.