Berantas.id, Tolitoli – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementrian PUPR melalui BPJN Sulawesi Tengah bergerak melakukan penanganan darurat usai tanggul Sungai Janja jebol yang mengakibatkan badan jalan nasional di Dusun Bambuan, Desa Ogomatanang, Kecamatan Lampasio rusak dan sulit di lalui kendaraan.
Hal ini ditimbulkan akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Tolitoli dalam beberapa pekan terakhir ini, telah mengakibatkan jebolnya tanggul sungai Janja, sehingga luapan air merusak badan jalan Nasional yang ada di Dusun Bambuan dan Dusun Batuan Desa Ogo Matanang.
Kondisi ini sangat membahayakan para pengguna jalan serta mengganggu kelancaran arus lalu lintas dari Kota Tolitoli sekaligus satu-satunya akses ke Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah dan sebaliknya melalui jalur darat.
Kepala BPJN Sulawesi Tengah, Dadi Muradi, ST,.MT yang dihubungi Trilogi, Jumat malam 7 Juni 2024 menyampaikan bahwa perbaikan jalan yang rusak akibat banjir di Dusun Bambuan tersebut tengah dilakukan perbaikan dengan melakukan penimbunan untuk meninggikan elevasi jalan. Hal itu dilakukan untuk memulihkan kembali agar kondisi jalan yang sempat terputus dapat dilalui kendaraan.
Selain rencana upaya kordinasi dengan pihak BWSS III untuk mengatasi masalah banjir di wilayah Bambuan, BPJN Sulteng juga sedang melakukan penanganan itu berupa metode Preloading konvensional atau yang biasa di sebut prabeban yang merupakan sebuah metode untuk memperbaiki masalah yang ditimbulkan tanah lempung lunak di segmen Bambuan.
“Ya kita akan coba berkoordinasi dengan BWSS lll ( Balai Wilayah Sungai Sulawesi Tiga) untuk berkolaborasi dalam penanganan banjir di bambuan, sekarang kita masih melakukan penimbunan untuk meninggikan elevasi jalan, penimbunan di lakukan dengan preloading karena lokasi bambuan, tanah lunak dan berawa , karena curah hujan sangat tinggi sehingga menyebabkan banjir” katanya.
Pekerjaan jalan di dusun Bambuan yang terdampak banjir, membuat jalur Poros Silondou menuju Kota Tolitoli maupun sebaliknya sempat terganggu, akibatnya sejumlah kendaraan roda empat yang menerobos sempat terjebak akibat melintasi jalan lumpur yang masih dalam tahap prabeban.
Kondisi itu, akibat kedua sisi jalan yang biasa dilewati oleh sejumlah kendaraan, ikut terendam banjir. Sehingga pengendara yang melintas, melewati jalan yang masih dalam tahap penimbunan atau preloading konvensional oleh pihak kontraktor pelaksana.
PPK 1.3 Provinsi Sulawesi Tengah, M Ari Subdra ST, MT, dalam keteranganya dijelaskan saat ini pihaknya sedang melakukan penambahan sejumlah alat kelokasi Bambuan untuk memulihkan kondisi jalan dan membantu sejumlah kendaraan yang terjebak lumpur.
“Kondisi itu memang yang dilalui mereka, Saat ini kan kondisi yang di existing untuk yang tahapan Preloading. Jadi memang sebenarnya, tidak boleh dilewati di sana karena kondisinya untuk preloading tidak boleh dilewati. Cuman karena kanan kirinya banjir, mereka-mereka itu lewat yang di situ” jelasnya.
Ari membeberkan kondisi jalan yang jebol di dusun Bambuan tersebut berada pada titik STA 8+133-9+300 ujung segmen II Bambuan, memang kondisi existingnya belum dilakukan penimbunan karena masih dalam tahap prabeban.
“Lokasi yang jebol itu, sebenarnya memang lokasi yang belum di timbun. Jadi belum tinggi, sehingga kena air ya jadi kesana !. Disana kita ada sediakan eksavator untuk menarik-narik kendaraan yang terjebak-terjebak itu” bebernya.
Saat ini kondisi ruas jalan di segmen Bambuan, kata Ari, kondisinya belum bisa dilewati oleh kendaraaan akibat kedua jalur sisi kiri dan kanan yang biasa dilewati oleh kendaraan, masih terendam banjir. Dengan kondisi banjir seperti itu, tambah Ari, kegiatan pekerjaan di segmen Bambuan belum dapat dilakukan.
“Box Culvertnya itu hanya satu kan yang dibuat, karena kondisi banjir seperti ini mebuat kondisi pekerjaan kami masih terhalang. Di sedot lagi airnya, setelah itu penuh lagi airnya dalam kondisi pasang” tambah Ari, “Kami juga dapat info dari teman teman di Pemda Tolitolti, disarankan juga memang harus berkordinasi dengan BWSS lll untuk atasi masalah banjir”.
Dengan kondisi banjir di wilayah Bambuan ini, Ari berharap agar terjadi sinergitas dan kordinasi yang baik antara Pemerintah Kabupaten Tolitoli, BWSS III dengan BPJN Sulawesi Tengah dengan melakukan kolaborasi dalam membantu memulihkan kondisi infrastruktur jalan di Bambuan.
“Dengan adanya sinergitas seperti itu, mudah-mudahan ini menjadi kunci dalam membantu pemulihan infrastruktur jalan di Bambuan. Kemudian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli juga akan membantu kami bersurat, akan tidak terjadi seperti itulagi” harapnya. “Katanya ada nanti pemisahan air dan sungai sebenarnya, tetapi kita coba aja deh!. Kami juga masih minta data-data gambar sih ke pemda, lebih jauh juga kami sudah laporkan ke Kabalai, supaya bisa dibantu dikomunikasikan dengan BWSS lll Sulteng”.
Proyek Preservasi Ruas Jalan BTS Kota Tolitoli-Silondou secara keseluruhan saat ini progresnya sudah mencapai 50 persen. Kondisi itu, sudah termasuk penanganan dua segmen khusus Bambuan yang saat ini masih dalam tahap preloading konvensioanl atau masa pembebanan sebelum dilakukan pengaspalan.
Berdasarkan catatan Trilogi, tidak kurang dari 180 ribu batang bambu dijadikan struktur dasar kontruksi jalan nasional Bts Kota Tolitoli-Silondou khususnya segment Bambuan untuk mengatasi tanah lunak. Penerapan tepat guna teknologi matras bambu ini pertama di Sulawesi Tengah.
Teknologi matras bambu dalam konstruksi dasar jalan itu, digadang-gadang akan memberi manfaat besar dalam memulihkan kondisi ruas jalan nasional di segment 2 Bambuan sejauh 1,167 Km yang melintasi rawa-rawa sekaligus sebagai tembok pelindung untuk halau sewaktu-waktu terjadinya banjir.
BPJN Sulawesi Tengah melalui Satker PJN wilayah 1 bersama PPK 1.3 memanfaatkan teknologi matras bambu karena tanah daerah dusun Bambuan konstruksinya tergolong tanah sangat lunak.
Untuk segmen I Bambuan yang berlokasi pada titik STA 6+225 – 8+133 sejauh 2,083 Km dan segmen II Bambuan pada titik STA 8+133 – 9+300 sejauh 1,167 Km telah dilakukan pengujian tanah melalui Cone Penetration Test Ultimate (CPTU) dan soil improvement agar jalan dapat dibangun di atasnya dengan aman.
Pelaksanaan konstruksi jalan Bts Kota Tolitoli-Silondou, memang sudah dikenal memiliki medan yang cukup extreme berupa rawa-rawa, yang berlokasi di dusun Bambuan. Badan jalan melintasi rawa-rawa dan sering tergenang oleh banjir yang tak pernah kering, sehingga menimbulkan tantangan untuk membangun jalan di atasnya.
PPK 1.3 Provinsi Sulawesi Tengah, M Ari Subdra ST, MT, menjelaskan bahwa penanganan paket Preservasi ruas jalan nasional Bts Kota Tolitoli-Silondou panjang penanganan efektif kurang lebih 34,1 km, yang terbagi dalam 6 lingkup pekerjaan. Termasuk 2 penanganan khusus segmen Bambuan masing-masing diantaranya sejauh 1,167 Km dan 2,083 Km.
Penanganan 2 segment khusus Bambuan dilakukan metode berbeda diantaranya segmen I model penanganan dilakukan dengan peninggian elevasi badan jalan 2 meter dengan metode preloading konvensional dan tidak menggunakan cerucuk bambu akan tetapi langsung dilakukan penimbunan dengan material timbunan pilihan berbutir setinggi 1,5 meter dan lebar kiri kanan badan jalan 17 meter dengan panjang penanganan sejauh 2,083 Km kemudian dilapisi material geotextile untuk meningkatkan stabilitas timbunan.
Sementara pada segmen II model penanganan yang dilakukan dengan menggunakan cerucuk dan teknologi matras bambu yang dilapisi material geotextile, lalu kemudian di timbun sisi kiri dan kanan jalan setinggi 1,5 meter dengan lebar 13 meter menggunakan timbunan pilihan berbutir dengan panjang penanganan sejauh 1,167 Km. ***