Berantas.id, Tojo Una-Una – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK 3.1) dan Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III bergerak cepat menanggapi bencana longsor yang sempat melumpuhkan akses Jalan Nasional Trans Sulawesi di Kabupaten Tojo Una-Una.
Longsor yang terjadi di dua titik utama Desa Podi, Kecamatan Tojo dan Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka pada Senin (6/10/2025) sore disebabkan oleh hujan deras berkepanjangan yang mengguyur wilayah tersebut. Material tanah, batu, dan batang kayu menutupi badan jalan dan membuat jalur utama Poso–Ampana lumpuh total selama beberapa jam.
Penanganan Cepat, Akses Kembali Terbuka dalam Waktu Kurang dari 24 Jam
Menindaklanjuti laporan masyarakat dan aparat setempat, BPJN Sulteng langsung menurunkan tim reaksi cepat bersama pemerintah daerah, TNI–Polri, dan penyedia jasa. Alat berat seperti excavator, loader, dan grader dikerahkan ke lokasi sejak malam hari untuk membuka akses sementara.
“Begitu laporan diterima, kami langsung berkoordinasi dan mengirim alat berat ke titik longsor. Upaya pembersihan dilakukan hingga malam, kemudian dilanjutkan pagi hari agar akses dapat segera dibuka,” jelas PPK 3.1 Frangky Eka Paendong, ST. MT,
Kepala Satuan Kerja PJN Wilayah III Sulawesi Tengah, Chandra Prastiya, S.T., menambahkan bahwa pembersihan dilakukan di tujuh titik terdampak dengan prioritas di Desa Podi yang paling parah tertimbun material.
“Penanganan awal kami fokuskan pada pembukaan satu lajur agar mobilitas masyarakat tidak terhenti. Hingga Selasa (7/10/2025) siang pukul 13.00 WITA, jalur sudah dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat dengan sistem buka-tutup,” terang Chandra.
Selain pembersihan material, tim lapangan juga melakukan pemeriksaan struktur jalan dan jembatan di sekitar lokasi longsor serta memasang rambu peringatan sementara untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.
Koordinasi Lintas Sektor dan Dukungan Masyarakat
Proses normalisasi jalur Trans Sulawesi ini turut dipantau oleh unsur Polres Tojo Una-Una, Koramil Tojo, Pemerintah Kecamatan Tojo, dan masyarakat yang ikut bergotong royong membantu pembersihan.
“Koordinasi lintas sektor menjadi faktor utama sehingga jalur nasional dapat kembali fungsional dalam waktu singkat. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak yang bekerja siang malam di lapangan,” ungkap Frangky Eka.
BPJN Sulteng juga memastikan alat berat dan personel tetap siaga di lokasi untuk mengantisipasi potensi longsor susulan, mengingat curah hujan di wilayah Tojo Una-Una masih tinggi.
“Kami terus memantau kondisi lereng dan siap melakukan penanganan darurat bila terjadi pergerakan tanah baru. Setelah situasi stabil, akan dilakukan penanganan permanen untuk memperkuat struktur jalan dan sistem drainase,” lanjut Chandra.
Konektivitas Wilayah Dijaga, Distribusi Logistik Kembali Lanca
Meski tidak ada korban jiwa, longsor ini menyebabkan kerusakan material di sejumlah rumah dan kendaraan warga. Namun, dengan terbukanya kembali jalur nasional, arus logistik dan mobilitas masyarakat antarwilayah kini berangsur normal.
Langkah cepat BPJN Sulteng dalam memulihkan konektivitas Trans Sulawesi menunjukkan komitmen pemerintah pusat untuk menjaga kelancaran transportasi darat dan keselamatan pengguna jalan, terutama di wilayah rawan bencana.
“Pemulihan konektivitas bukan sekadar membuka jalan, tapi juga memastikan masyarakat kembali dapat beraktivitas dan ekonomi daerah tetap bergerak,” tutup Frangky Eka. (B1)