Berantas.id, Nusa Tenggara Timur – Ruas Jalan Oeapa – Batas Kota Soe KM 72+200 dari arah Kota Kupang di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang longsor. Bencana alam ini terjadi setelah hujan deras melanda wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam sepekan terakhir.
Juru bicara Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S Atmawidjaja mengatakan, area longsoran secara keseluruhan adalah 250 meter dengan ketinggian diatas 6 meter.
“Tindakan yang dilaksanakan sejak Sabtu, 18 Februari 2023 sudah diturunkan 4 excavator dari Kupang dan 2 excavator untuk pembersihan dari arah Kab. Timor Tengah Selatan, dan ditambah 2 dozer dari arah Kupang,” ucapnya, Selasa (21/2/2023).
Ruas jalan ini kata Endra merupakan trans Pulau Timor yang menghubungkan Kota Kupang dengan 4 Kabupaten lain yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, dan Negara Timor Leste.
Longsor juga sempat menyebabkan kemacetan panjang di kedua arah. Selain itu, arus logistik ikut terhambat karena jalur ini juga dilewati angkutan barang yang cukup padat.
“Ada truk tronton yang kena longsor. Masyarakat sempat turun dari kendaraan dan berjalan kaki melewati hutan,” tuturnya.
Endra menambahkan, saat ini jalan tersebut sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4, namun pembersihan longsoran tetap dilanjutkan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Seperti Pemerintah Daerah, kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawalan terkait lahan untuk pembuangan material longsoran dan penyiapan trase alternatif lain jika terjadi longsoran susulan.
Sementara Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Thomas Setiabudi Aden mengatakan, pembukaan jalur ini masih bersifat darurat sambil terus dilakukan pembersihan material tanah, batu, dan kayu-kayu.
“Pembersihan material longsor hingga tuntas diperkirakan membutuhkan waktu satu hingga dua minggu,” jelasnya.
Dari laporan yang diterima serta pantauan lokasi longsor, Thomas memperkirakan pekerjaan perbaikan permanen titik longsor ini bisa memakan waktu satu bulan.
Waktu tersebut di luar rencana maksimal pembersihan material longsor selama dua minggu. Oleh karenanya dia meminta masyarakat agar berhati-hati dan mengikuti pengaturan lalu lintas yang diterapkan di kawasan longsor.
Selama pekerjaan di titik longsor dilakukan, secara simultan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTT ( Nusa Tenggara Timur) ( mempersiapkan rute alternatif untuk dilewati pengguna jalan.
Kepala BPJN NTT Agustinus Junianto, ST, MT mengatakan jalan alternatif tersebut akan memiliki panjang 580 meter serta menyusuri Sungai Noelmina di Kelurahan Takari.
“Titik masuk dan keluarnya tidak jauh dari lokasi longsor, kami akan pasang penunjuk arah agar menjadi panduan masyarakat,” jelasnya.
Dia menargetkan jalur alternatif ini siap digunakan pada hari Selasa, 21 Febuari 2023 atau 5 hari paskakejadian. Menurutnya, penanganan ruas ini sangat penting.
Hal ini karena merupakan akses utama bagi pergerakan masyarakat, barang, dan jasa dari Kota Kupang menuju beberapa kabupaten di Pulau Timor, yaitu Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka.
Editor: tony